Ini peringatan untuk kaum remaja. Jangan aneh-aneh sebelum menikah. Ada kasus terbaru, hanya oral saja juga bisa hamil
Kejadian ini terjadi pada seorang remaja putri berusia 15 tahun dari
daerah Lesotho, Afrika Selatan. Akibat menelan sperma pada tahun 1988,
ia pun menjadi hamil. Kisahnya baru diketahui orang banyak akhir-akhir
ini. Berikut petikan kisahnya seperti dikutip dari Lemondrop, Kamis
(4/2).
Kejadian bermula ketika gadis 15 tahun yang bekerja di sebuah bar itu
sedang melakukan seks oral bersama kekasihnya. Saat itu pula, tiba-tiba
mantan kekasihnya datang lalu marah-marah.
Sang mantan tidak terima melihat kejadian tersebut di depan matanya. Ia
langsung mengambil pisau dan perkelahian pun terjadi di antara mereka.
Akibat perkelahian tersebut, si gadis terluka pada bagian lengan dan
perutnya.
Gadis itu kemudian dilarikan ke rumah sakit karena luka di perutnya
lumayan parah. Dokter langsung melakukan operasi untuk menutup perutnya
yang robek. Namun sebelum menutup lubang di bagian perutnya, dokter
menemukan banyak cairan di perutnya yang ternyata merupakan air liur.
Kondisi gadis tersebut berangsur-angsur membaik setelah dioperasi, ia
pun bisa pulang 10 hari kemudian. Namun 278 hari atau sekitar 9 bulan
kemudian, ia datang lagi ke rumah sakit karena sakit di perutnya.
Berbeda dengan kedatangan sebelumnya, kali ini datang dengan perut yang
membesar.
Sebelumnya dokter mengira ia sedang hamil, tapi si gadis membantah
karena merasa tidak pernah melakukan seks melalui vagina. Setelah
dilakukan pemeriksaan, dokter terkejut karena ternyata ada janin bayi
di dalam rahim gadis itu dan terdengar suara detak jantung dari
perutnya.
Dalam keadaan terheran-heran, dokter segera melakukan persiapan
kelahiran untuk mengeluarkan bayi tersebut dari dalam perut si gadis.
Namun ketika akan melahirkan, dokter semakin terkejut karena gadis
tersebut tidak punya vagina. Operasi cesar pun dilakukan dan akhirnya
keluarlah bayi laki-laki seberat 2,8 kg.
Untuk menjawab teka-teki munculnya bayi dalam rahimnya, dokter pun
melakukan interogasi dengan ditemani seorang suster. Dari hasil
interogasi, si gadis mengaku pernah menelan sperma kekasihnya pada saat
melakukan seks oral. Ia selalu melakukan seks oral karena sadar tidak
punya vagina.
Dari hasil pemeriksaan dokter terhadap gadis itu memang mengindikasikan
tidak ada vagina pada bagian vulvanya, yang ada hanya sebuah lekukan
dangkal pada bagian luar uretra dan di antara bagian labia minora.
Gadis itu diketahui memiliki kelainan vagina yang disebut mullerian
agenesis yang menyebabkan sistem reproduksinya (vagina, leher rahim dan
rahim) tidak lengkap. Sehingga mustahil akan melakukan hubungan
seksual. Ia akan merasakan sakit luar biasa jika dipaksakan bersenggama.
Cacat pada alat kelamin si ibu muda, yang dikenal dengan Mullerian
agenesis atau sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser, tidak mengagetkan
dokter. Tapi, dokter kaget dengan kehamilannya. Bahkan remaja itu juga
tidak percaya ia bisa hamil.
"Pemeriksaan di vulva menunjukkan tidak ada vagina, hanya ada cekungan
kulit yang dangkal," kata dokter. Maka seorang bayi laki-laki yang
sehat akhirnya dikeluarkan dari perut ibunya lewat operasi caesar.
Demikian papar sebuah laporan yang diterbitkan di Jurnal Obstetri dan
Ginekologi Inggris, sebagaimana dikutip ABCNews (3/2).
Dokter pun memberikan penjelasan berdasarkan acuan dari British Journal
of Obstetrics and Gynecology. Kemungkinannya adalah, sperma masuk
melalui saluran pencernaan. Meski menurut teori sperma tidak dapat
bertahan dalam suasana lambung yang sangat asam, namun yang terjadi
pada gadis itu tidak demikian.
Sperma yang ditelan bisa melalui lambung dan masuk ke bagian
reproduksinya tanpa mengalami kerusakan karena terlindung oleh air liur
yang berfungsi sebagai buffer atau bahan penetral ketika bertemu asam
lambung. Air liur dapat menetralkan suasana asam karena memiliki pH
yang tinggi (basa).
Si gadis memang diketahui memiliki tubuh sangat kurus. Menurut dokter,
faktor itulah yang memicu produksi air liurnya berlebih. Sampai saat
ini, kasus masuknya sperma melalui saluran pencernaan itu masih membuat
beberapa dokter bingung dan tidak percaya.
Para pakar infertilitas membuat catatan tentang cerita itu. Mereka
mengatakan, hal tersebut menunjukkan adanya perenang hebat di alam,
yaitu sperma.
"Ada serangkaian kebetulan yang sulit dipercaya," kata Dr. Richard
Paulson, Kepala Program Fertilitas Universitas Southern California, Los
Angeles. "Tapi, sangat masuk akal," lanjutnya.
Perenang handal
Sebagaimana diketahui,
sperma
membutuhkan lingkungan dengan kadar asam yang rendah (pH tinggi) untuk
bisa tetap hidup. Sehingga kemungkinan akan mati, jika terkena cairan
asam lambung. Namun demikian, sperma memiliki cairan pelindung yang
keluar bersamanya ketika pria ejakulasi.
Selain itu, "Ada ratusan juta sperma yang keluar dan jika dimatikan
90%-nya, maka masih ada puluhan juta sperma yang hidup," kata Dr. Peter
Schlegel, Ketua Bagian Urologi New York Presbyterian Hospital/Weill
Cornell Medical Center.
Paulson setuju dengan pendapat tersebut. "Sperma cukup tahan banting," ujarnya.
"Jaraknya jauh, dari lambung menuju ke rongga perut bawah. Itu
perjalanan yang sangat melelahkan. Tapi mereka (sperma) berhasil
melakukannya," kata Paulson mengomentari perjalanan sperma dalam kasus
kehamilan remaja putri itu.
Paulson mengatakan, pada masa-masa awal program kesuburan tahun
1980-an, para dokter menyuntikkan sperma ke perut bagian bawah.
Berharap agar sperma bisa bertemu dengan sel telur. Prosedur itu
dikenal dengan DIPI atau direct intraperitoneal insemination. Namun
kemudian, metode itu digantikan dengan cara lain yang lebih efektif.
Kisah kehamilan
remaja
itu masih menimbulkan pertanyaan bagi sebagian dokter. Jika ia bisa
hamil, maka seharusnya rahim anak perempuan itu akan dipenuhi darah
haid yang tidak bisa keluar lewat vagina. Yang mana hal itu bisa
membahayakan nyawanya, jika sekian lama tidak dikeluarkan, dan akan
membuatnya sulit hamil.
Namun penulis laporan memperkirakan, remaja putri itu baru sekali atau
dua kali saja mengalami ovulasi, sebelum akhirnya ia hamil.
Meski para dokter memiliki pendapat berbeda mengenai kasus di atas,
tapi mereka sepakat tentang fakta penting mengenai sperma. Yaitu bahwa
sperma adalah salah satu perenang paling unggul di alam raya, dan ia
memiliki ketahanan hidup yang luar biasa.
Dalam lingkungan normal, sperma
bisa
bertahan hidup dalam perut wanita 2 hingga 3 hari. Jika pasangan
suami-istri yang ingin punya anak memiliki kebiasaan melakukan hubungan
seks 2 atau 3 kali seminggu, dengan demikian mereka tidak perlu
mengubah kebiasaannya. Karena jika semuanya normal, maka setiap hari
ada sperma di dalam rahim istri. Demikian tulis Dr. Silber dalam
bukunya "How to Get Pregnant". Nah, kasus ini harus jadi pelajaran para
remaja untuk tidak bertindak aneh-aneh sebelum menikah.
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4369266